![]() |
Goyangan Tante Buat Nafsuku Terpuaskan |
Cerita Dewasa - Namaku Adi, umurku 24 tahun, dan berasal dari Jember. aku kerja sebagai sopir di Kota Malang. Aku sdh bekerja hampir 2 tahun pada Bosku ini, dan aku mengumpulkan uang utk melanjutkan kuliahku yg terpaksa berhenti karena kekurangan biaya. Kata orang-orang wajahku ganteng, ditambah dgn tubuh lumayan atletis. Banyak teman SMA-ku yg dulu bilang, seandainya aku anak orang kaya, pasti sdh jadi playboy kelas atas. Memang ada beberapa teman cewekku yg dulu naksir padaku, tetapi tdk aku tanggapi. Mereka bukan tipeku.
Bosku mempunyai anak satu, gadis berumur 18 tahun yg masih duduk dibangku sekolah kelas 3 SMA favorit di Kota Malang. Namanya Gina. Setiap hari aku antar jemput sekolah. Kadang aku hampir tdk tahan melihat tubuh Gina yg sexy sekali. Tinggi badannya sekitar 168 cm, dan toketnya besar dan kelihatannya kencang sekali. Ukurannya kira-kira 36C. Ditambah dgn penampilannya dgn rok mini dan baju seragamnya yg tipis, membuatku ingin sekali menyetubuhinya.
Setiap mengantarnya ke sekolah, ia duduk di bangku depan di sampingku, dan kadang-kadang aku melirik melihat pahanya yg putih bersih atau pada belahan toketnya yg terlihat dari balik seragam tipisnya itu. Tp aku selalu ingat, bahwa dia adalah anak Bosku. Bila aku macam-macam bisa dipecatnya aku nanti, dan angan-anganku utk melanjutkan kuliah bisa berantakan. Siang itu seperti biasa aku jemput dia di sekolahnya. Mobil aku parkir di dekat kantin, dan seperti biasa aku menunggu Non Gina di gerbang sekolahnya.
Tak lama kemudian dia muncul bersama teman-temannya.
“Siang, Non Gina…, mari saya bawakan tasnya”.
“Eh…, Mas, Sdh lama nunggunya ya?”, katanya sambil mengulurkan tasnya padaku.
“Baru aja kok Non..”, jawabku.
“Gin…, ini toh supirmu yg kamu ceritain itu. Ganteng jg sih…, hahahahaha….”, salah satu temannya berkomentar. Aku jadi rikuh dibuatnya.
“Hustt..”, sahut Non Gina sambil tersenyum. “Jadi malu dia nanti..”.
Segera aku bukakan pintu mobil bagi Non Gina, dan temannya ternyata jg ikut dan duduk di kursi belakang.
“Mas nih kenalin, temanku”, Non Gina berkata sambil tersenyum.
Aku segera mengulurkan tangan dan berkenalan.
“Adi”, kataku sambil merasakan tangan temannya yg halus.
“Ayu”, balasnya sambil menatap dadaku yg bidang dan berbulu.
“Mas, antar kita dulu ke rumah Ayu di Tidar”, instruksi Non Gina sambil menyilangkan kakinya sehingga rok mininya tersingkap ke atas memperlihatkan pahanya yg putih bersih.
“Iya Non”, jawabku.
“Siang, Non Gina…, mari saya bawakan tasnya”.
“Eh…, Mas, Sdh lama nunggunya ya?”, katanya sambil mengulurkan tasnya padaku.
“Baru aja kok Non..”, jawabku.
“Gin…, ini toh supirmu yg kamu ceritain itu. Ganteng jg sih…, hahahahaha….”, salah satu temannya berkomentar. Aku jadi rikuh dibuatnya.
“Hustt..”, sahut Non Gina sambil tersenyum. “Jadi malu dia nanti..”.
Segera aku bukakan pintu mobil bagi Non Gina, dan temannya ternyata jg ikut dan duduk di kursi belakang.
“Mas nih kenalin, temanku”, Non Gina berkata sambil tersenyum.
Aku segera mengulurkan tangan dan berkenalan.
“Adi”, kataku sambil merasakan tangan temannya yg halus.
“Ayu”, balasnya sambil menatap dadaku yg bidang dan berbulu.
“Mas, antar kita dulu ke rumah Ayu di Tidar”, instruksi Non Gina sambil menyilangkan kakinya sehingga rok mininya tersingkap ke atas memperlihatkan pahanya yg putih bersih.
“Iya Non”, jawabku.
Tak terasa kontolku sdh tegang melhat pemandangan itu. Ingin rasanya aku menjilati paha itu, dan kemudian mengulum toketnya yg padat berisi, kemudian menyetubuhinya sampai dia meronta-ronta…, oohh.
Tak lama kemudian kitapun sampai di rumah Ayu yg sepi. Rupanya ortu nya sedang pergi ke luar kota, dan merekapun segera masuk ke dlm. Tak lama Non Gina ke luar dan menyuruhku ikut masuk.
“Saya nunggu di luar saja Non”.
“Masuk saja mas ngga pa pa…, sambil minum-minum dulu…, baru kita pulang”.
Akupun mengikuti perintah Non Gina dan masuk ke dlm rumah. Ternyata mereka berdua sedang menonton VCD di ruang keluarga.
“Duduk di sini aja mas”, kata Ayu menunjuk tempat duduk di sofa di sebelahnya.
“Ayo jangan ragu-ragu…”, perintah Non Gina melihat aku agak ragu.
“Mulai di putar aja Ayu…”, Non Gina kemudian mengambil tempat duduk di sebelahku.
Tak lama kemudian…, film pun dimulai…, Woww…, ternyata film xxx. Di layar tampak seorang pria berkulit hitam sedang menyetubuhi 2 cewek bule secara bergantian.
Napas Non Gina di sampingku terdengar memberat, kemudian tangannya meremas tanganku. Akupun sdh tdk tahan lagi dgn segala macam cobaan ini. Aku meremas tangannya dan kemudian membelai pahanya. Tak berapa lama kemudian kamipun berciuman. Aku tarik rambutnya, dan kemudian dgn gemas aku cium bibirnya yg mungil itu.
Tak lama kemudian kitapun sampai di rumah Ayu yg sepi. Rupanya ortu nya sedang pergi ke luar kota, dan merekapun segera masuk ke dlm. Tak lama Non Gina ke luar dan menyuruhku ikut masuk.
“Saya nunggu di luar saja Non”.
“Masuk saja mas ngga pa pa…, sambil minum-minum dulu…, baru kita pulang”.
Akupun mengikuti perintah Non Gina dan masuk ke dlm rumah. Ternyata mereka berdua sedang menonton VCD di ruang keluarga.
“Duduk di sini aja mas”, kata Ayu menunjuk tempat duduk di sofa di sebelahnya.
“Ayo jangan ragu-ragu…”, perintah Non Gina melihat aku agak ragu.
“Mulai di putar aja Ayu…”, Non Gina kemudian mengambil tempat duduk di sebelahku.
Tak lama kemudian…, film pun dimulai…, Woww…, ternyata film xxx. Di layar tampak seorang pria berkulit hitam sedang menyetubuhi 2 cewek bule secara bergantian.
Napas Non Gina di sampingku terdengar memberat, kemudian tangannya meremas tanganku. Akupun sdh tdk tahan lagi dgn segala macam cobaan ini. Aku meremas tangannya dan kemudian membelai pahanya. Tak berapa lama kemudian kamipun berciuman. Aku tarik rambutnya, dan kemudian dgn gemas aku cium bibirnya yg mungil itu.
“Hmm… Eh”, Suara itu yg terdengar dari mulutnya, dan tangankupun tak mau diam beralih meremas-remas toketnya.
Kubuka kancing seragamnya satu persatu sehingga tampak toketnya kenyal yg putih mulus punya Non Gina itu. Aku singkap BH-nya ke bawah sehingga tampaklah putingnya yg merah muda dan kelihatan sdh menegang.
“Ayo…, kulum dong mas…, ooohhhh”. Tak perlu dikomando lagi, langsung aku jilat puting toketnya, sambil tanganku meremas-remas toketnya yg sebelah kiri.
Aku tdk memperhatikan apa yg dilakukan temannya di sebelah, karena aku sedang berkonsentrasi utk memuaskan nafsu birahi Non Gina. Setelah puas menikmati toketnya, akupun berpindah posisi sehingga aku jongkok tepat di depan selangkangannya. Langsung aku singkap rok seragam SMA-nya, dan aku jilat CD-nya yg berwarna pink. Tampak bulu meqinya yg masih jarang menerawang di balik CD-nya itu.
“Ayo mas, jilatin memekku”, Non Gina mendesah sambil mendorong kepalaku. Langsung aku sibak CD-nya yg berenda itu, dan kujilati kemaluannya.
Kubuka kancing seragamnya satu persatu sehingga tampak toketnya kenyal yg putih mulus punya Non Gina itu. Aku singkap BH-nya ke bawah sehingga tampaklah putingnya yg merah muda dan kelihatan sdh menegang.
“Ayo…, kulum dong mas…, ooohhhh”. Tak perlu dikomando lagi, langsung aku jilat puting toketnya, sambil tanganku meremas-remas toketnya yg sebelah kiri.
Aku tdk memperhatikan apa yg dilakukan temannya di sebelah, karena aku sedang berkonsentrasi utk memuaskan nafsu birahi Non Gina. Setelah puas menikmati toketnya, akupun berpindah posisi sehingga aku jongkok tepat di depan selangkangannya. Langsung aku singkap rok seragam SMA-nya, dan aku jilat CD-nya yg berwarna pink. Tampak bulu meqinya yg masih jarang menerawang di balik CD-nya itu.
“Ayo mas, jilatin memekku”, Non Gina mendesah sambil mendorong kepalaku. Langsung aku sibak CD-nya yg berenda itu, dan kujilati kemaluannya.
Baca Juga : Cerita Dewasa - Nikmatnya Ngentot Sama Mamaku
“Ohh…, enakk sekali…”, erangan demi erangan terdengardari mulut Non Gina yg sedang aku kerjai.
Benar-benar beruntung sekali aku bisa menjilati meqi seorang gadis kecil anak konglomerat.
Tanganku tak henti mengelus-elus, meremas toketnya yg besar dan kenyal itu.
“Aduh, cepetan dong, yg keras…, aku mau nyampee.., mmpphhh aahhh..”. Tangan Non Gina meremas rambutku sambil badannya mengejang.
Benar-benar beruntung sekali aku bisa menjilati meqi seorang gadis kecil anak konglomerat.
Tanganku tak henti mengelus-elus, meremas toketnya yg besar dan kenyal itu.
“Aduh, cepetan dong, yg keras…, aku mau nyampee.., mmpphhh aahhh..”. Tangan Non Gina meremas rambutku sambil badannya mengejang.
Bersamaan dgn itu keluarlah cairan kenikmatan dari lubang meqinya yg langsung aku jilat habis.
Akupun berdiri dan membuka kancing celanaku. Tp sebelum aku buka celanaku, Non Gina telah ambil alih.
“Saya aja yg buka mas”, katanya.
Tangannya yg halus melepas kancing celanaku, dan membantuku membukanya. Kemudian tangannya meremas-remas kontolku dari luar CD-ku. Dijilatinya CD-ku sambil tangannya meremas-remas pantatku. Akupun sdh tak tahan lagi, langsung aku buka CD-ku sehingga kontolku yg sdh tegak, bergelantung ke luar.
“Ohhh, wowww…!!!”, desis Non Gina, sambil tangannya mengelus-elus batang kontolku.
“Ohhh, wowww…!!!”, desis Non Gina, sambil tangannya mengelus-elus batang kontolku.
Tak lama kemudian dijilatinya kemaluanku terus menyusuri batang kontolku. Dijilatinya pula kepala kontolku sebelum dimasukkannya ke dlm mulutnya. Aku remas rambutnya yg berbando itu, dan aku gerakkan pantatku maju mundur, sehingga aku seperti menyetubuhi mulut anak Bosku ini. Rasanya luar biasa…, bayangkan…, kontolku berwarna hitam sedang dikulum oleh mulut seorang gadis manis. Pipinya yg putih tampak menggelembung terkena batang kemaluanku.
“Punyamu gede sekali mas Di…, Gin suka sekali.., mmmpphhh..”, katanya sambil kemudian kembali mengulum kemaluanku.
“Punyamu gede sekali mas Di…, Gin suka sekali.., mmmpphhh..”, katanya sambil kemudian kembali mengulum kemaluanku.
Setelah kurang lebih 15 menit Non Gina menikmati kontolku, dia suruh aku duduk di sofa. Kemudian dia menghampiriku sambil membuka seluruh pakaiannya sehingga dia tampak telanjang bulat. Dinaikinya pahaku, dan diarahkannya kontolku ke liang meqinya.
“Ayo.., cepet masukkin dong mas… Gin udah nggak tahan nih…”, katanya memberi instruksi, aku tahu dia ingin merasakan nikmatnya kontolku. Diturunkannya pantatnya, dan kontolkupun masuk perlahan ke dlm liang meqinya.
Kemaluannya masih sempit sekali sehingga masih agak sulit bagi kontolku utk menembusnya. Tp tak lama masuk jg separuh dari kontolku ke dlm lubang kemaluan anak Bosku ini.
“Ahh…, yeah…, sekarang masukin deh kontol mas yg besar itu di meqiku”, katanya sambil naik turun di atas pahaku.
“Ayo.., cepet masukkin dong mas… Gin udah nggak tahan nih…”, katanya memberi instruksi, aku tahu dia ingin merasakan nikmatnya kontolku. Diturunkannya pantatnya, dan kontolkupun masuk perlahan ke dlm liang meqinya.
Kemaluannya masih sempit sekali sehingga masih agak sulit bagi kontolku utk menembusnya. Tp tak lama masuk jg separuh dari kontolku ke dlm lubang kemaluan anak Bosku ini.
“Ahh…, yeah…, sekarang masukin deh kontol mas yg besar itu di meqiku”, katanya sambil naik turun di atas pahaku.
Tangannya meremas dadanya sendiri, dan kemudian disodorkannya putingnya utkku.
“Yah, begitu dong mas”, Tak perlu aku tunggu lebih lama lagi langsung aku lahap toketnya yg montok itu.
Sementara itu Non Gina masih terus naik turun sambil kadang-kadang memutar-mutar pantatnya, menikmati k0ntol besar sopirnya ini.
“Sekarang setubuhi Gin dlm posisi nungging… ya mas Adi…?”, instruksinya. Diapun turun dan menungging menghadap ke sofa.
“Ayo dong mas…, masukkin dari belakang”, Non Gina menjelaskan maksudnya padaku. Akupun segera berdiri di belakangnya, dan mengelus-elus pantatnya yg padat.
“Yah, begitu dong mas”, Tak perlu aku tunggu lebih lama lagi langsung aku lahap toketnya yg montok itu.
Sementara itu Non Gina masih terus naik turun sambil kadang-kadang memutar-mutar pantatnya, menikmati k0ntol besar sopirnya ini.
“Sekarang setubuhi Gin dlm posisi nungging… ya mas Adi…?”, instruksinya. Diapun turun dan menungging menghadap ke sofa.
“Ayo dong mas…, masukkin dari belakang”, Non Gina menjelaskan maksudnya padaku. Akupun segera berdiri di belakangnya, dan mengelus-elus pantatnya yg padat.
Kemudian kuarahkan k0ntolku ke lubang meqinya, tetapi agak sulit masuknya. Tiba-tiba tak kusangka ada tangan lembut yg mengelus k0ntolku dan membantu memasukkannya ke liang meqi Non Gina. Aku lihat ke samping, ternyata Ayu, yg membantuku menyetubuhi temannya. Dia tersenyum sambil mengelus-elus pantat dan pahaku.
Aku langsung menyetubuhi Non Gina dari belakang. Kugerakkan pantatku maju mundur, sambil memegang pinggul Nonku.
“Ahh…, Mas…, Mas…, Terus dong…, nikmat sekali”, Non Gina mengerang nikmat. Tubuhnya tampak berayun-ayun, dan segera kuremas dari belakang. Kupilin-pilin puting susunya, dan erangan Non Gina makin hebat.
Ayu sekarang telah berdiri di sampingku dan tangannya sibuk menelusuri tubuhku. Ditariknya rambutku dan diciumnya bibirku dgn penuh nafsu. Lidahnya menerobos masuk ke dlm mulutku. Sambil berciuman dibukanya kancing baju seragamnya sehingga tampak toketnya yg tdk terlalu besar, tetapi tampak padat.
“Ohh.., terus dong mas… yg cepat dong ahhh… Gin keluar mas… ohhh…”, Non Gina mengerang makin hebat.
“Ahh…, Mas…, Mas…, Terus dong…, nikmat sekali”, Non Gina mengerang nikmat. Tubuhnya tampak berayun-ayun, dan segera kuremas dari belakang. Kupilin-pilin puting susunya, dan erangan Non Gina makin hebat.
Ayu sekarang telah berdiri di sampingku dan tangannya sibuk menelusuri tubuhku. Ditariknya rambutku dan diciumnya bibirku dgn penuh nafsu. Lidahnya menerobos masuk ke dlm mulutku. Sambil berciuman dibukanya kancing baju seragamnya sehingga tampak toketnya yg tdk terlalu besar, tetapi tampak padat.
“Ohh.., terus dong mas… yg cepat dong ahhh… Gin keluar mas… ohhh…”, Non Gina mengerang makin hebat.
Tak berapa lama terasa cairan hangat membasahi k0ntolku.
“Non…, saya jg hampir keluar..”, kataku.
“Tahan sebentar mas…, keluarin dimulutku…”, kata Non Gina.
“Non…, saya jg hampir keluar..”, kataku.
“Tahan sebentar mas…, keluarin dimulutku…”, kata Non Gina.
Non Gina dan Ayu berlutut di depanku, dan Ayu yg sejak tadi tampak tak tahan melihat kami bersetubuh di depannya, langsung mengulum k0ntolku di mulutnya. Sementara itu Non Gina menjilat-jilat buah pelirku. Mereka berdua bergantian mengulum dan menjilat k0ntolku dgn penuh nafsu. Akupun sibuk membelai rambut kedua remaja ini, yg sedang memuaskan nafsu birahi mereka.
“Ayo, goyang yg keras dong mas…”, Non Gina memberiku instruksi sambil menelentangkan tubuhnya di atas karpet ruang keluarga.
“Ayo k0ntolnya taruh di sini mas…”, kata Non Gina lagi.
Akupun segera menaruh berlutut di atas dada Non-ku dan menjepit k0ntolku di antara dua bukit kembarnya. Segera aku maju mundurkan pantatku, sambil tanganku mengapitkan toketnya.
“Oh, nikmat sekali…”.
Sementara Ayu sibuk mengelap tubuhku yg basah karena keringat. Tak berapa lama kemudian, akupun tak tahan lagi. Kuarahkan k0ntolku ke dlm mulut Non Gina, dan dikulumnya sambil meremas-remas buah pelirku.
“Ayo, goyang yg keras dong mas…”, Non Gina memberiku instruksi sambil menelentangkan tubuhnya di atas karpet ruang keluarga.
“Ayo k0ntolnya taruh di sini mas…”, kata Non Gina lagi.
Akupun segera menaruh berlutut di atas dada Non-ku dan menjepit k0ntolku di antara dua bukit kembarnya. Segera aku maju mundurkan pantatku, sambil tanganku mengapitkan toketnya.
“Oh, nikmat sekali…”.
Sementara Ayu sibuk mengelap tubuhku yg basah karena keringat. Tak berapa lama kemudian, akupun tak tahan lagi. Kuarahkan k0ntolku ke dlm mulut Non Gina, dan dikulumnya sambil meremas-remas buah pelirku.
“Ahh…, Non…, ahh”, jeritku dan air manikupun menyembur ke dlm mulut mungil Non Gina. Akupun tidur menggelepar kecapaian di atas karpet, sementara Non Gina dan Ayu sibuk menjilati bersih batang kemaluanku.
Setelah itu kamipun sibuk berpakaian, karena jam sdh menunjukkan pukul 15.00. Orang tua Gina termasuk orang tua yg strict alias keras pada anaknya, sehingga bila dia pulang telat pasti kena marah. Di mobil dlm perjalanan pulang, Gina memberiku uang Rp 1.000.000,-.
“Ambil mas, buat uang lelah, Tp janji jangan bilang siapa-siapa tentang yg tadi ya”, katanya sambil tersenyum. Akupun mengangguk senang.
“Besok kita ulangi lagi ya mas…, soalnya Ayu minta bagian”.
Demikian kejadian ini terus berlanjut. Hampir setiap pulang sekolah, Non Gina akan pura-pura belajar bersama temannya. Tetapi yg terjadi adalah dia menyuruhku utk memuaskan nafsu birahinya dan jg teman-temannya, Ayu, Linda, Nina, Mimi, Etik, dll.
Tp akupun senang karena selain mendapat penghasilan tambahan dari Non Gina, akupun dapat menikmati tubuh remaja mereka yg putih mulus
“Ambil mas, buat uang lelah, Tp janji jangan bilang siapa-siapa tentang yg tadi ya”, katanya sambil tersenyum. Akupun mengangguk senang.
“Besok kita ulangi lagi ya mas…, soalnya Ayu minta bagian”.
Demikian kejadian ini terus berlanjut. Hampir setiap pulang sekolah, Non Gina akan pura-pura belajar bersama temannya. Tetapi yg terjadi adalah dia menyuruhku utk memuaskan nafsu birahinya dan jg teman-temannya, Ayu, Linda, Nina, Mimi, Etik, dll.
Tp akupun senang karena selain mendapat penghasilan tambahan dari Non Gina, akupun dapat menikmati tubuh remaja mereka yg putih mulus
SOCIALIZE IT →